Gejala perubahan fonem terbagi atas 12 jenis, yaitu:
- PEP (Penambahan) dan ASA (Pengurangan)
Contoh:
- Nyah à enyah (penambahan [e] di awal)
- lamp à lampu (penambahan [u] di akhir)
- Disimilasi
adalah pergantian atau penghilangan fonem yang seartikulasi; fonem yang sama dijadikan tidak sama.
Contoh:
- sajjana à sarjana
- saptu à sabtu
- Asimilasi
adalah pergantian fonem karena pengaruh fonem sekitarnya; fonem tidak sama dijadikan sama.
Contoh:
- al salam à assalam
- inpor à impor
- me + pukul à memukul
- Metatesis
adalah pertukaran tempat atau etak fonem dalam sebuah kata.
Contoh:
- serap à resap
- kelikir à kerikil
- Haplologi
adalah penghilangan sebuah suku kata di tengah kata.
Contoh:
- budhidaya à budaya
- mahardika à merdeka
- Kontraksi
adalah pemendekan dua kata atau lebih.
Contoh:
- tapian na uli à tapanuli
- Diftongisasi
adalah proses peubahan satu vokal menjadi diftong.
Contoh:
- sentosa à sentausa
- pulo à pulau
- Monoftongisasi
adalah perubahan diftong menjadi satu vokal.
Contoh:
- pulau à pulo
- satai à sate
- Sandi
adalah dua vokal berurut yang lebur menjadi satu vokal baru.
Contoh:
- pesantrian à pesantren
- Adaptasi
adalah penyesuaian bentuk.
Contoh:
- driver à sopir
- goal à gol
- download à unduh
- Analogi
adalah pembentukan kata berdasarkan kata yang sudah ada.
Contoh:
- sastrawan à sastrawati
- Hiperkorek
adalah mencoba membetulkan kata yang tepat sehingga menjadi salah.
Contoh:
- surga à syurga
- pihak à fihak